Pages

Wednesday 5 October 2011

CINTA SEORANG MANUSIA AGUNG

Kita cinta kepada Allah, kerana kita tahu Allah itu ada, walaupun kita tidak melihat-Nya, tidak mendengar-Nya. Kita cinta kepada Rasulullah s.a.w, walaupun kita tidak pernah melihat baginda, menyentuh baginda, mendengar ajaran baginda, dan bukankah ini makna seagung-agung cinta?


Inilah bukti cinta yang sebenar-benarnya tentang cinta, yang telah dicontohkan Allah SWT melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit mulai menguning di ufuk timur, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayapnya.

Rasulullah dengan suara lemah memberikan kutbah terakhirnya, “Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, al-Qur’an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku.”
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasul yang tenang menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya.Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. “Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati semua sahabat kala itu.
Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Di saat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
“Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk.
“Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah.
“Siapakah itu wahai anakku?”
“Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,” kata Rasulullah.
Fatimah menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat maut telah datang menghampiri. Rasulullah pun menanyakan kenapa Jibril tidak menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril.
Tapi, semua penjelasan Jibril itu tidak membuat Rasul lega, matanya masih penuh kecemasan dan tanda tanya.
“Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak, sepeninggalanku?”
“Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril meyakinkan.
Detik-detik kian dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan-lahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakitnya, sakaratul maut ini.” Perlahan terdengar desisan suara Rasulullah mengaduh.
Fatimah hanya mampu memejamkan matanya. Sementara Ali yang duduk di sampingnya hanya menundukan kepalanya semakin dalam. Jibril pun memalingkan muka.
“Jijikkah engkau melihatku, hingga engkau palingkan wajahmu Jibril?” tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril sambil terus berpaling.
Sedetik kemudian terdengar Rasulullah memekik kerana sakit yang tidak tertahankan lagi.
“Ya Allah, dahsyat sekali maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku,” pinta Rasul pada Allah.
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali pun segera mendekatkan telinganya.
“Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
“Ummatii, ummatii, ummatiii?” Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran kemuliaan itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.


APAKAH CINTAKU SEHEBAT MANUSIA YANG AGUNG INI??
APAKAH PENGORBANAN YANG TELAH AKU BUAT UNTUK MANUSIA INI??
LAYAKKAH AKU MENGAKU SEBAGAI UMMATNYA??
MASIH ADAKAH RUANG UNTUK MEMBUKTIKAN KECINTAANKU??

Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud : Aku tinggalkan kamu kepada dua perkara dimana jika kamu berpegang kepada keduanya, kamu tidak akan sesat selamanya, iaitu kitab Allah dan sunnah nabi-Nya.
(Malik,t.th :502)

Betapa mulianya Nabi Besar Muhammad Rasulullah SAW selama hidup beliau selalu mengajarkan kebaikan amal soleh dan menganjurkan umatnya selalu untuk ingat kepada Allah SWT. Disaat ajal maut menjemput, beliau masih memikirkan umatnya.
Kenapa Saat ini banyak umat nya yang lupa akan ajaran nya
.
Kenapa…!!!
Apakah kita ini sebagai umat nya tidak takut akan seksa Api Neraka…
Bertaubat lah kita semua, mulailah menuju jalan kebenaran yaitu:
JALAN MENUJU SYURGA ALLAH SWT.


Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud : Hendaklah kamu berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah Khulafa’ Al-Rashidin. Gigitlah sunnah dengan taring, jauhilah daripada mengada-adakan sesuatu, sebab perkara yang diadakan itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat dan setiap yang sesat dalam neraka
(masuk neraka). (Rw.Ahmad dll)

Ya Rasulullah…betapa kami rindu padamu…

Alam berpesta saat kelahiran insan agung,
Makhluk terbaik yang disebut Tuhan
di lembaran hikmah.

Dia merintis kemurnian hidup
mencantas jahil
yang mencemar kudus jiwa.

Dia menafaskan jiwa kerdil
yang tenggelam saban waktu
pada fatamorgana dunia.

Dia mungkin buta pada takrif aksara,
rencam pada baris huruf
Namun pada jiwa dan minda
khalis dan pokta
dalam suluhan nubuwwah
gelandang ummah
dipimpin berhikmah,

Ya Rasulallah,

Kau persis nur bulan bintang penghias malam
Pada sebuah perjuangan
kau kental menanggung taufan fitnah
yang tidak pernah khali,
Meski lewat cabaran dan tohmah
kau langkah dengan berhemah.

Kau layarkan bahtera adil dan jujur
yang diandal jiwa-jiwa sani
lewat keberkatan mukjizat
dan tarbiah Ilahiyyah,
Biar ribuan suda menghalang sabil
Kau cantas dengan pedang sabar dan cekal

Mereka akui kau insan pilihan
Namun bejat nafsu menghalang atma dari akur,

Biarlah pawana jahil itu berterbangan
Biarkan badai nafsu itu menghempas,
Kau tekal dengan misi,
Merentas gendala buta dan terjal
dengan iman dan hikmah Ilahi,
Garisah perit dan dukamu itu bagai rasa si penagih metia
menjumpai sahmura di mahligai impian.

Dari langit lazuardi cerah ke mega senja,
Kau tamsilan sebuah meditasi hidup
ilham perjuangan mujahid,
figura sanubari
Tiada kata yang terungkap dengan sahsiah dan budi,
Tiada nilai dan matra yang terukur dengan halus bicara,
Hanya terukir stanza dhaif
daripada seorang insan fakir
dalam zikir fikir
kalangan ummahmu yang litir

Demi ummah,
Kau rasai perit jasmani,
Kau lalui sayatan rohani,
Kau lontarkan mewah berahi,
Kau jauhkan manikam duniawi.

Pengorbananmu menjadi inspirasi,
Semangatmu mengalir di setiap sendi dan nadi,
Perjuanganmu nalar mengakar ilusi,
Kau terus hidup menyubur hati.

Wahai Rasulullah,
Kaulah perwira diri dan bukti cinta sejati,
Lantaran sayangmu pada ummah mengatasi kejerihan,
Sehingga pada akhir zaman usia
kekal meniti di bibirmu yang mulia...
"Ummati... ummati... ummati..."

MASIH ADAKAH PENGHARAPAN UNTUKKU???


Lihatlah kehidupan kita dari perspektif Akhirat, kerana apabila musibah dan dugaan datang menimpa, kita akan sentiasa berasa kehidupan ini sangat luas, lapang, penuh harapan, dan penyerahan sepenuhnya kepada Rabb, dengan ungkapan yang selalu disebut-sebut, "Cukuplah Allah bagi kami, dan kepada-Mu ya Allah, sebaik-baik tempat diserahkan urusan."

Walaupun tidak melakukan kesalahan, tapi kita mesti sentiasa berasa bahawa diri tidak pernah sunyi dari melakukan kesalahan. Sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan ialah dia mengaku kesalahannya, bertaubat dan tidak henti mengharap keampunan dari-Nya. Seburuk-buruk orang yang melakukan kesalahan ialah dia tidak mengaku kesalahannya, takbur dan sering mencipta alasan.


Dikala malam sunyi sepi
Bani insan tenggelam dalam mimpi
Musafir yang malang ini pergi membasuh diri
Untuk mengadap mu oh tuhan

Lemah lutut ku berdiri
Di hadapan mu tangisanku keharuan
Hamba yang lemah serta hina
Engkau terima jua mendekati
Bersimpuh dibawah duli kebesaran-Mu

Tuhan hamba belum pasti
Bagaimana penerimaanmu
Dikala mendengar pengaduanku
Ku yakin kau tak mungkiri
Dalam wahyu yang Kau nuzulkan
Kau berjanji menerima pengaduanku

Dan Kau berjanji sudi mengampunkan ku
Dari segala dosa yangku lakukan

Ampunan mu tuhan
Lebih besar dari kesalahan insan
Hamba yakin pada keampunanmu tuhan
Bukan tidak redha dengan ujian
Cuma hendak mengadu pada mu
Tempat hamba kembali nanti di sana


 Sabda Rasulullah s.a.w :
"Orang yang bijak adalah orang yang memuhasabah diri sendiri dan beramal untuk sesudah kematian dan orang yang lemah adalah orang yang menuruti hawa nafsunya kemudian berangan-angan (mengharap rahmat) pada Allah." (Riwayat Tirmizi dan Ibnu Majah) 


Aku tahu, aku bukanlah insan hebat yang boleh menjadi contoh untuk semua orang, atau aku boleh menjadi ikutan atau insan dikagumi, tetapi aku memilih jalan ini kerana ihsan, kerana cintaku dan kerana Tuhanku. Dan aku yakin, mereka yang memilih jalan ini adalah kerana cinta mereka. Kerana hati yang didamba rindu dek cinta yang menyala-nyala. Demi cinta yang merumba.


“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan beramal soleh bahawa akan menjadikan mereka khalifah di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka sebagai khalifah, dan akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diredhai bagi mereka, dan akan menukarkan ketakutan mereka dengan keamanan. Mereka menyembah Aku dan tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu pun. Barangsiapa yang kufur selepas itu, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.” (An-Nur : 55)


Awas! Allah memerhatimu, dan Akhirat di depanmu!
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...